Ismaun(2001:1) mengungkapkan beberapa corak ragam filsafat ilmu, diantaranya: • Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu. • Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means.
Siapa yang suka banget liat bintang di langit? Kalau kita melihatnya dari rumah, sih, rasanya bintang kecil banget, ya. Cuma berbentuk setitik cahaya yang bersinar di langit malam aja. Padahal kalau kita menonton film bertemakan galaksi kayak Guardians of the Galaxy 2014, kita bisa melihat benda langit yang ada di luar angkasa tuh ukurannya nggak sekecil yang kita lihat dari bumi. Tapi elo tahu nggak, sih, kalau elo bisa melihat bintang di angkasa dengan lebih dekat? Ini maksudnya elo nggak perlu langsung terbang pake roket buat nyamperin bintangnya lho, ya! Gimana tuh caranya? Elo bisa menggunakan alat yang namanya teleskop. Yes, semenjak kehadiran teleskop yang ditemukan ratusan tahun yang lalu, orang-orang bisa melihat bintang dengan lebih jelas. Bahkan, nggak cuma bintang! Tapi elo juga bisa melihat planet-planet yang mengelilingi matahari di tata surya kita. Wah, kedengarannya seru banget nggak, sih? Supaya semakin seru lagi, gue mau ngajak elo buat mengenal teleskop mulai dari teleskop pertama di dunia, munculnya teleskop Hubble milik NASA, fungsi dan cara kerja teleskop, hingga dampak dari penemuan teleskop di perkembangan kehidupan kita sekarang. Biar nggak penasaran lagi, langsung aja baca artikelnya sampai habis, ya! Mengenal TeleskopBagian-Bagian TeleskopTeleskop Pertama di Dunia dan PenemunyaHadirnya Teleskop Hubble Milik NASAFungsi TeleskopCara Kerja TeleskopDampak Penemuan Teleskop dalam Kehidupan Kayaknya kita semua udah familiar ya sama yang namanya teleskop. Ada juga yang menyebutnya sebagai teropong bintang, karena memang digunakan buat melihat bintang-bintang yang ada di langit. Tapi, kalau dari pengertiannya sendiri, sebenarnya teleskop itu apa, sih? Melansir Britannica Encyclopedia, pengertian teleskop adalah sebuah alat atau perangkat yang digunakan untuk memperlihatkan gambar yang diperbesar dari objek dengan jarak yang sangat jauh. Teleskop juga menjadi alat investigasi yang paling penting nih dalam dunia astronomi. Ilustrasi Teleskop dok. Pixabay Bukan cuma digunakan untuk sekadar melihat’ aja, teleskop juga menyediakan sarana buat mengumpulkan dan menganalisis radiasi dari benda-benda langit, atau bahkan benda yang jaraknya lebih jauh lagi. Baca Juga Sistem Tata Surya dan Sistem Bintang Lainnya Bagian-Bagian Teleskop Setelah kenalan sama teleskop, sekarang saatnya kita membedah bagian-bagian dari si teleskop, nih. Sebenarnya, bagian-bagian teleskop ini berbeda tergantung dari jenisnya. Kalau elo mau tahu cara membuat teleskop sederhana, elo bakal membutuhkan bagian-bagian ini, lho. Apa aja, sih? Inilah bagian-bagian utama yang pasti selalu ada di semua jenis teleskop, yaitu Lensa Primer pada Teleskop Pembias Komponen utama yang wajib ada di teleskop yaitu lensa primer. Lensa ini biasanya digunakan untuk teleskop pembias. Ketika kita ngomongin teleskop pembias, maka cahaya yang masuk ke perangkat/teleskop bakal dibiaskan oleh si lensa. Semakin besar lensa primer yang digunakan, maka akan semakin banyak cahaya yang dapat dikumpulkan oleh teleskop. Dengan banyaknya cahaya yang bisa dikumpulkan, tentu akan lebih banyak juga objek yang bisa dilihat. Ilustrasi teleskop pembias dan teleskop pemantul. dok. Wikimedia Commons Cermin Primer pada Teleskop Pemantul Bagian teleskop yang kedua yaitu cermin primer yang digunakan untuk teleskop pemantul. Cermin primer ini memiliki peran yang sama sebagai lensa utama pada teropong pembias, yaitu sama-sama bertugas untuk mengumpulkan cahaya yang bisa membentuk sebuah objek. Tapi, pada teleskop pemantul, cahaya yang masuk bakal terkumpul ke dalam cermin cekung, yang kemudian dipantulkan ke mata lewat cermin datar melalui lensa okuler sampai bentuknya bisa dilihat oleh mata. Lensa Mata Berbeda dengan lensa primer, lensa mata ini merupakan bagian yang bertugas untuk memperbesar gambar. Karena adanya lensa mata, maka gambar yang ditangkap bisa terlihat dengan lebih jelas lagi. Mount Yang terakhir yaitu mount. Ini merupakan bagian teleskop yang penting banget, karena tanpa adanya mount, teleskop bakal sulit buat diam di tempat ataupun digerakkan. Jadi, kebayang nggak mount ini tugasnya untuk apa? Yup, bener banget! Mount merupakan bagian teleskop yang berfungsi buat menopang tabung dan membuatnya gampang buat diputar atau digerakkan ke kanan, kiri, atas, dan bawah. Selain itu, mount juga menjaga teleskop supaya diam di tempatnya. Baca Juga Rumus Teropong, Jenis & Cara Kerjanya Teleskop Pertama di Dunia dan Penemunya Gimana nih rasanya setelah tahu bagian-bagian teleskop? Jadi semakin penasaran nggak, sih, sama cerita bagaimana teleskop pertama kali ditemukan dan siapa penemunya?! Tenang … gue bakal ceritain ke elo, nih. Buat membahas teleskop pertama di dunia, kita harus mundur sekitar 400 tahun ke belakang, tepatnya ke tahun 1608. Menurut sejarahnya, dilansir dari orang pertama yang mengajukan ide untuk teleskop adalah Hans Lippershey yang kadang juga dilafalkan sebagai Lipperhey, seorang pembuat kacamata asal Belanda. Lippershey mengklaim perangkat yang bisa memperbesar objek tiga kali pada tahun 1608. Portrait Hans Lippershey Lipperhey penemu teleskop pertama di dunia. dok. Wikimedia Commons Teleskop milik Lippershey memiliki lensa okuler cekung yang sejajar dengan lensa objektif cembung. Lalu, gimana bisa Lippershey kepikiran buat membuat teleskop pada saat itu? Ada dua cerita yang berbeda tentang ini. Cerita pertama, Lippershey mendapatkan idenya setelah mengamati ada dua anak di tokonya sedang memegang dua lensa yang berbeda. Kemudian, lensa tersebut membuat baling-baling cuaca yang jauh menjadi tampak lebih dekat. Lalu, cerita yang lain mengatakan kalau Lippershey nggak mendapatkan idenya sendiri melainkan mencuri ide dan desain dari pembuat kacamata lain bernama Zacharias Janssen. Kebetulan Janssen dan Lippershey tinggal di kota yang sama, keduanya juga sama-sama bekerja di bidang optik kacamata. Tapi, karena nggak ada bukti kuat yang mengatakan kalau Lippershey mencuri ide orang lain buat mengembangkan teleskopnya. Karena itu, Lippershey yang kemudian mendapatkan gelar penemu teleskop, sedangkan Janssen diberikan gelar sebagai penemu mikroskop majemuk. Baca Juga Galileo Galilei, Bapak Ilmu Pengetahuan Modern yang Ditahan Gereja Katolik Roma Hadirnya Teleskop Hubble Milik NASA Setelah teleskop pertama ditemukan, kemudian hadirlah beberapa teleskop-teleskop lainnya. Salah satunya seperti teleskop Hubble milik National Aeronautics and Space Administration atau yang biasa kita kenal dengan sebutan NASA. Tapi, sebelum masuk ke teleskop Hubble, gue mau mengajak elo menelusuri sejarah teleskop sedikit semenjak teleskop pertama tahun 1608, ya. Satu tahun setelah teleskop pertama dibuat, Galileo Galilei yang mendengar kabar tersebut mulai mengembangkan teleskopnya sendiri pada tahun 1609. Ini menarik banget, lho! Karena si Galilei tuh nggak pernah melihat rancangan teleskop milik Lippershey selama mengembangkan teleskop buatannya. Ilustrasi Galileo Galilei dan teleskop-nya di Piazza San Marco, Italia. dok. Wikimedia Commons Apa sih yang membedakan teleskop milik Lippershey dan Galilei? Kalau sebelumnya teleskop Lippershey mampu memperbesar objek tiga kali, teleskop Galilei bisa memperbesar objek 20 kali! Wah, keren banget, kan? Ada fakta menarik juga tentang si Galilei ini. Sekarang kan kita tahu kalau teleskop bisa membantu kita melihat benda-benda di luar angkasa, ternyata … Galileilah yang menjadi orang pertama yang mengarahkan teleskop ke angkasa buat melihat objek-objek di langit pada tahun 1610. Dengan teleskopnya, dia mampu melihat gunung dan kawah di bulan, pita cahaya yang melengkung di langit, bintik-bintik di matahari, hingga cincin di planet Saturnus. Namun, ia menemukan kesulitan untuk melihat dengan jelas cincin Saturnus. Kesulitan ini kemudian mendorong adanya kemajuan bidang optik dalam meningkatkan pandangan para ilmuwan tentang planet, bintang, dan galaksi. Tapi sayang, atmosfer bumi menghalangi sebagian besar cahaya yang ditangkap teleskop. Buat mengatasi gangguan ini, para ilmuwan menempatkan teleskop yang lebih besar di atas pegunungan, karena tempat yang lebih tinggi memiliki atmosfer yang lebih tipis di sehingga memungkinkan teleskop menangkap gambar yang lebih jelas. Pengembangan teleskop berlanjut, nih. Tahun 1946, setelah Perang Dunia II usai, seorang astronom bernama Lyman Spitzer memberikan usul buat meluncurkan teleskop ruang angkasa. Tujuannya supaya bisa mengatasi keterbatasan observatorium berbasis darat. Tapi gagasan tersebut nggak langsung disetujui, lho. Butuh sekitar beberapa dekade untuk akhirnya gagasan ini dievaluasi. Selanjutnya, National Academy of Sciences mengajukan proposal ke NASA, sebagai satu-satunya lembaga yang mampu membuat teleskop luar angkasa menjadi nyata pada saat itu. Bisa dibilang, NASA sudah punya ide untuk membuat teleskop luar angkasa, tapi ide tersebut belum benar-benar final. Akhirnya pada tahun 1971, George Low, pejabat administrator NASA pada saat itu, memberikan lampu hijau pada Large Space Telescope Science Steering Group untuk membuat teleskop luar angkasa yang dinamakan Large Space Telescope. Pembuatannya tentu nggak mudah dan nggak murah. Jadi, NASA mengalami penolakan dana di tahun 1975. Satu penolakan nggak bisa membuat mereka menyerah! NASA terus berusaha hingga mendapatkan persetujuan dari European Space Agency Badan Antariksa Eropa buat menanggung biayanya bareng-bareng. Setelah itu, Kongres Amerika Serikat akhirnya memberikan dana kepada NASA untuk pembuatan Large Space Telescope pada tahun 1977. Teleskop Hubble NASA ketika hendak diluncurkan tahun 1990. dok. NASA Dana udah didapatkan, ide udah oke, sekarang saatnya pembangunan dimulai. Pada awalnya, NASA berencana untuk meluncurkan teleskopnya pada tahun 1983. Tapi ternyata mereka menghadapi beberapa kali penundaan produksi yang bikin waktu peluncurannya ngaret sampai tahun 1986. Large Space Telescope atau Teleskop Luar Angkasa Besar kemudian diganti namanya menjadi Hubble. Ini dilakukan untuk menghormati Edwin Hubble, seorang astronom Amerika yang menetapkan alam semesta itu luas banget, bahkan sampai melampaui batas-batas galaksi kita yaitu galaksi Bima Sakti. Dengan begitu, lahirlah Teleskop Hubble milik NASA. Rencana peluncuran Hubble udah hampir sesuai sama estimasi waktu yang ditentukan, nih, tapi sayang … pada tanggal 28 Januari 1986, pesawat ulang alik Challenger meledak satu menit setelah lepas landas. Kecelakaan tersebut menewaskan tujuh astronot di dalamnya. Butuh sekitar 2,5 tahun sebelum NASA merencanakan peluncuran Hubble lagi. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Pada 24 April 1990, Teleskop Hubble akhirnya diluncurkan di atas pesawat ulang alik Discovery dan diluncurkan ke orbit Bumi yang rendah, sekitar 340 mil 545 kilometer di atas planet kita. Teleskop Hubble milik NASA di orbitnya. dok. NASA Pengembangan dan peluncuran Hubble diperkirakan menghabiskan biaya 1,5 miliar USD, atau sekitar Rp21 triliun, lho! Ini pun bukan biaya final, ya. Karena akan ada biaya tambahan berkelanjutan baik yang terduga maupun yang nggak terduga. Baca Juga Galaksi Kita Bima Sakti Nggak Sendiri, Ini Bukti Menurut Edwin Hubble Fungsi Teleskop Melihat biaya pengembangan dan peluncuran Teleskop Hubble yang sangat besar itu, penasaran nggak sih memangnya apa fungsi teleskop ini? Teleskop punya tiga fungsi dasar, nih, yaitu light gathering mengumpulkan cahaya, resolving menyelesaikan, dan magnifying memperbesar. Seperti apa maksudnya? Tenang, gue bakal coba jelasin satu-satu supaya elo semakin kebayang, ya. Light Gathering Mengumpulkan Cahaya Fungsi pertama yaitu buat mengumpulkan cahaya. Ini kayaknya fungsi yang paling penting juga, karena kalau sebuah teleskop nggak bisa mengumpulkan cahaya, gimana mata bisa melihat bentuk benda yang ingin dilihat lewat teleskopnya? Nah maka dari itu, yang dimaksud mengumpulkan cahaya ini yaitu seberapa banyak cahaya yang bisa dikumpulkan oleh lensa objektif cermin utama dalam reflektor dan lensa dalam refraktor dari objek benda yang jaraknya sangat jauh. Semakin besar lensa objektif yang dimiliki teleskop, maka akan semakin banyak pula cahaya yang bisa dikumpulkan. Dengan begitu, bentuk gambar juga akan terlihat lebih jelas lagi. Contohnya tuh gini, misal ada teleskop 1 dengan lensa objektif berdiameter 2 inci dan teleskop 2 dengan lensa objektif berdiameter 4 inci. Kedua teleskop ini sama-sama menggunakan lensa okuler yang bisa memberikan pembesaran sampai 100 kali. Kira-kira, teleskop mana yang akan memberikan gambar yang lebih jelas? Jawabannya tentu aja teleskop 2 dengan lensa objektif berdiameter 4 inci. Karena teleskop tersebut bisa mengumpulkan cahaya lebih banyak, sehingga kualitas bentuk objek terlihat lebih smooth atau nggak se-buram yang pertama. Resolving Menyelesaikan Fungsi teleskop yang kedua yaitu resolving atau menyelesaikan. Maksudnya apa, ya? Jadi, setelah cahaya berhasil dikumpulkan oleh lensa objektif, teleskop kemudian bakal mulai membentuk detail dari objek yang ingin dilihat tersebut. Simpelnya, resolving bermaksud untuk menyelesaikan bentuk objek melalui cahaya yang udah dikumpulkan. Ini juga yang bikin elo bisa melihat bentuk benda langit sesuai sama bentuk aslinya. Magnifying Memperbesar Fungsi yang ketiga yaitu untuk memperbesar objek/benda. Fungsi yang ini sifatnya tuh wajib. Karena memang teleskop diciptakan buat bisa melihat objek yang jaraknya jauh, makanya teleskop punya fungsi untuk memperbesar objek tersebut. Terus gimana caranya teleskop mengumpulkan cahaya sampai akhirnya bisa membentuk objek yang bisa kita lihat? Ini bakal gue bahas di cara kerja teleskop di bawah ini! Baca Juga Perjalanan Stephen Hawking Mengungkap Misteri Lubang Hitam Cara Kerja Teleskop Setelah kita tahu fungsi teleskop, sekarang saatnya kita bahas gimana, sih, cara kerja teleskop itu? Kalau yang gue tahu, caranya ya kita tinggal mengedipkan satu mata, kemudian mengarahkan teleskopnya ke langit, terus kelihatan benda langit yang mau kita lihat, deh! Tapi, memangnya sesimpel itu? Tentu aja nggak. Dilansir dari NASA, cara kerja teleskop yaitu dengan memfokuskan cahaya menggunakan potongan-potongan kaca bening yang melengkung, yang kita sebut lensa. Namun, kebanyakan teleskop saat ini menggunakan cermin lengkung untuk mengumpulkan cahaya dari langit malam. Cermin atau lensa dalam teleskop yang kemudian bertugas untuk memusatkan cahaya. Nah, cahaya itulah yang kita lihat pas kita lagi memandang benda langit menggunakan teleskop. Sekarang coba kita break down cara kerjanya pelan-pelan, ya. Pertama, teleskop yang dibuat dengan lensa disebut teleskop pembias. Lensa dalam teleskop bias ini sama dengan lensa yang ada di kacamata, yaitu sama-sama bisa membelokkan cahaya yang melewatinya. Tapi, ada bedanya nih lensa di teleskop sama di kacamata. Kalau di kacamata, lensa membantu bikin objek yang elo lihat supaya nggak kelihatan buram lagi. Kalau di teleskop, lensa ini yang bikin elo bisa melihat objek yang jauh dengan lebih dekat. Cara kerja teleskop pembias yang menggunakan lensa untuk membuat gambar lebih besar dan lebih terlihat. dok. NASA Seseorang dengan penglihatan yang buruk atau orang yang minus-nya gede, dia bakal butuh lensa yang tebal di kacamata mereka. Kayak gue, nih, mata gue minus lima dan kacamata gue sekarang udah terasa tebal banget dibandingkan dulu pas gue cuma minus dua. Ini juga berlaku di teleskop. Semakin besar dan semakin tebal lensa yang digunakan, maka akan semakin jauh juga jarak pandang yang bisa ditangkap teleskop. Jadi, elo bisa melihat benda langit yang jaraknya lebih jauh lagi dari Bumi. Tapi, sayangnya lensa yang tebal itu punya bobot yang berat. Lensa berat ini susah dibuat dan juga susah dipegang. Selain itu, karena lensanya semakin tebal, kaca juga akan menghentikan lebih banyak cahaya yang melewatinya. Nah, karena cahaya bisa masuk ke teleskop dengan melewati lensa, maka permukaan lensa harus sehalus mungkin, lho. Setiap cacat yang ada pada lensa akan mengubah bentuk gambar akhirnya yang sampai ke mata. Contohnya seperti melihat jalan dengan keadaan jendela yang kotor, maka objek di luar jendela nggak akan bisa elo lihat secara sempurna. Sekarang masuk ke teleskop yang menggunakan cermin, yaitu teleskop pemantul. Nggak seperti lensa yang semakin tebal semakin jelas, teleskop pemantul bisa mendapatkan hasil yang bagus walaupun menggunakan cermin yang tipis banget. Karena cara kerja teleskop pemantul yaitu cahaya terkonsentrasi dengan memantul dari cermin, jadi cermin nggak perlu dibuat tebal, hanya perlu dibuat dengan bentuk lengkung yang tepat. Ini juga alasan mengapa lebih banyak teleskop yang menggunakan cermin saat ini, karena cara membuatnya juga nggak begitu sulit. Apalagi cermin juga lebih mudah dibersihkan dan dipoles daripada lensa. Cara kerja teleskop pemantul yang menggunakan cermin untuk membantu melihat objek yang jauh. dok. NASA Tapi, cara kerja teleskop pemantul yang menggunakan cermin ini sebenarnya membalik gambar. Kalau elo pernah coba berkaca di sendok, elo pasti melihat bayangan diri elo terbalik, kan? Nah, itu juga yang terjadi sama cermin di teleskop pemantul. Untungnya teknologi udah semakin canggih. Berkat penemuan ilmuwan-ilmuwan hebat, masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan cermin lain untuk membalik gambar menjadi normal. Jadilah kita bisa melihat benda-benda luar angkasa yang jauh dengan mudah dan jelas hari ini. Eh, ngomong-ngomong, elo tahu nggak sih kalau kita juga bisa menikmati pemandangan luar angkasa dengan teleskop yang ada di Indonesia? Yup, Indonesia punya observatorium dan planetarium yang bisa elo kunjungi kalau tertarik dengan dunia astronomi. Salah satunya yaitu Observatorium Bosscha yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Foto dari udara Gedung Teleskop Zeiss. dok. Observatorium ini udah ada sejak tahun 1923 dan merupakan observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara, lho! Di sini, elo bisa menemukan teleskop berdiameter 60 cm yang beroperasi sejak tahun 1925, yaitu sejak zaman Belanda. Selain itu, ada juga Observatorium Taman Ismail Marzuki TIM yang berlokasi di Jakarta. Berdiri sejak tahun 1964, observatorium ini merupakan hasil dari gagasan milik presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Hingga hari ini, Observatorium TIM masih aktif sebagai planetarium atau wisata edukasi di bidang astronomi. Menariknya, pada tahun 2019 kemarin, ada ribuan warga Jakarta yang datang ke Planetarium TIM buat melihat proses terjadinya gerhana matahari yang melintasi 26 kota di Indonesia. Mereka menyiapkan 10 teleskop dan sekitar kacamata khusus buat para pengunjung supaya bisa melihat gerhana matahari cincin dengan aman. Seru banget, kan? Teleskop yang sering kita temukan untuk melihat benda-benda langit bisa juga disebut sebagai teleskop bintang atau teropong bintang. Nah, teleskop bintang ini masuk menjadi bagian dari alat optik dalam ilmu fisika. Elo bisa cari tahu lebih dalam mengenai teropong bintang lewat video materi belajar di bawah ini, ya! Baca Juga Manfaat Sinar Matahari Bagi Kehidupan di Bumi Dampak Penemuan Teleskop dalam Kehidupan Ternyata penemuan teleskop ini berdampak juga ya buat kehidupan. Contohnya kayak yang udah gue mention di atas, waktu warga Jakarta berbondong-bondong datang ke planetarium buat ngeliat proses terjadinya gerhana matahari. Tapi, gue yakin dampak penemuan teleskop lebih besar lagi. Terutama dalam bidang astronomi dan ilmu pengetahuan! Melansir NASA, penemuan teleskop telah membuka mata kita terhadap alam semesta. Karena dengan kehadiran teleskop, para ilmuwan menemukan fakta bahwa Bumi bukanlah pusat dari alam semesta, seperti yang diyakini sebelumnya. Terus, penemuan teleskop juga memberikan pengetahuan kalau ada gunung dan kawah di Bulan. Bisa dibilang, teleskop merupakan kunci yang membuka ilmu mengenai geografi dan cuaca di planet-planet yang ada di sistem tata surya kita. Kalau ada planet dan asteroid baru, itu juga ditemukannya dengan teleskop, lho! Oh iya, nggak cuma bisa menemukan planet dan asteroid aja, teleskop juga membantu membuat pengukuran valid pertama dari kecepatan cahaya. Terus, teleskop memberikan kita kesempatan untuk bisa memahami gravitasi dan hukum fundamental lainnya, serta membantu kita memahami cahaya yang memancar dari matahari dan bintang-bintang lainnya. *** Wah, ternyata banyak banget, ya, dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan IPTEK di bidang astronomi. Kalau menurut gue, dampak yang paling gue rasakan setelah adanya penemuan teleskop yaitu fakta bahwa alam semesta kita itu luas banget, sesuai sama penemuan dari teleskop milik Galileo. Kalau dilihat dari kehidupan sehari-hari, dampak penemuan teleskop membantu kita buat lebih mengenal alam semesta dan galaksi tempat Bumi kita berada sekarang. Ilmu astronomi pun menjadi sesuatu yang selalu menarik buat dikulik. Sampai-sampai, elo bisa nemuin ratusan film bertemakan galaksi seperti Star Wars Episode IV – A New Hope 1977, Star Trek 2009, Guardians of the Galaxy 2014, atau bahkan Dune 2021. Nah, kalau dari pandangan Sobat Zenius sendiri, apa sih dampak penemuan teleskop yang paling berpengaruh versi elo? Coba bagikan opini elo di kolom komentar, yuk!
ALQUR'AN, THE GREAT!. Al-Qur'an, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara lisan dan berangsur-angsur antara tahun 610 hingga 632 M atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya orang-orang Mekah dan Madinah masih dalam kegelapan dan buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya
Daftar Isi Pengertian IPTEK Hubungan Pengetahuan dan Teknologi Manfaat IPTEK Mempermudah komunikasi Mempermudah pekerjaan manusia Waktu yang digunakan lebih efisien Membantu meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi baru yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia Sumber daya alam yang ada di bumi lebih mudah dikelola dengan optimal dan berkualitas. Jenis-Jenis IPTEK 1. Kesehatan 2. Astronomi 3. Komunikasi IPTEK adalah ilmu yang mempelajari perkembangan teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya perkembangan global, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk banyak manfaat yang didapatkan dari IPTEK dan jenis-jenisnya pun beragam. Ketahui informasinya berikut buku Tiga Inovasi Pembangun Negeri, IPTEK merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IPTEK berisi sumber informasi yang bisa meningkatkan pengetahuan alam atau menjadi wawasan seseorang dalam bidang teknologi. IPTEK memiliki semua hal yang berhubungan dengan teknologi. Hal tersebut mencakup penemuan baru yang bersangkutan dengan teknologi atau merupakan perkembangan di bidang teknologi itu Pengetahuan dan TeknologiIPTEK merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan buku Perubahan Pengetahuan Teknologi Mendukung Kualitas Sumber Daya Manusia di Era New Normal, teknologi menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menggunakan teknologi untuk membuat penemuan dari ilmu pengetahuan adalah menjawab pertanyaan dan tujuan teknologi adalah menemukan solusi untuk sebuah masalah. Dengan tujuan tersebut, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan. Masing-masing saling membantu untuk sebuah ilmu pengetahuan ilmiah digunakan untuk menciptakan teknologi seperti teleskop luar angkasa. Sementara teknologi memungkinkan para ilmuwan mengeksplorasi dan menjelajah galaksi serta IPTEKDampak IPTEK yang paling dirasakan manusia adalah membuat hidup lebih mudah. Selain itu, berikut manfaat IPTEK lainnyaMempermudah komunikasiMempermudah pekerjaan manusiaWaktu yang digunakan lebih efisienMembantu meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi baru yang berguna bagi kelangsungan hidup manusiaSumber daya alam yang ada di bumi lebih mudah dikelola dengan optimal dan IPTEKMengutip Buku Isu-isu Kritis Pendidikan, berbagai jenis IPTEK bisa digunakan oleh masyarakat. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi dan KesehatanIPTEK digunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, penanganan penyakit, perbaikan gizi, kecukupan farmasi, dan menjaga kesehatan lingkungan. IPTEK juga berperan penting dalam perbaikan jaringan informasi seputar itu, IPTEK memungkinkan perbaikan dalam bidang teknologi dan alat-alat kedokteran. Beberapa rumah sakit bahkan melakukan penelitian pemanfaatan Radio Immuno Assay atau alat diagnosa dengan teknik AstronomiPerkembangan astronomi identik dengan kemajuan penerapan IPTEK di Indonesia. Masyarakat tentu tak asing dengan Observatorium Bosscha yang diresmikan pada 7 Juni 1928. Observatorium ini memiliki teropong besar dengan refraktor ganda berdiameter 60 Bosscha menjadi salah satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, Bosscha diupayakan tetap jadi pusat astronomi sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi dan menjadi sumber informasi astronomi untuk KomunikasiBanyaknya penemuan teknologi mendorong kemajuan di bidang komunikasi dan informasi. Pada tahun 1906, sebagai pengganti dalam pengiriman morse, pemancar radio pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu natal. Berikutnya tercipta televisi, gambar bergerak yang digabung dengan teknologi pemancar 1928, Vladimir K. Zworykin, ahli fisika dari Rusia mendemonstrasikan televisi elektronik pertama. Selanjutnya pada tahun 1960, echo I berhasil menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkan kembali ke bumi. Saat itu mulai diluncurkan satelit ke luar pemaparan mengenai pengertian IPTEK, manfaat dan jenis-jenisnya. Tanpa adanya ilmu pengetahuan, tak ada perkembangan teknologi dan kemajuan peradaban manusia. Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [GambasVideo 20detik] elk/row
Kenyataannyamemang agak sulit mengikuti perkembangan teknologi yang tiap hari semakin canggih.Tetapi kita tidaklah harus memahami semua, cukup skedar tahu saja bagaimana perkembangan teknologi Indonesia dan dunia saat ini. Adapun yang harus kita pahami banget dan menjadi ekspert di dalamnya adalah sains dan teknologi yang menjadi
Soal PH Kelas 6 Tema 9 Subtema 3 Tokoh Penjelajah Angkasa Luar beserta dengan kuncinya. Soal PH adalah penilaian yang dilakukan oleh guru kepada siswa setelah menyelesaikan 6 kali pembelajaran. Soal ini terdiri atas 25 nomor yang terbagi atas 3 jenis yaitu soal pilihan ganda, soal isian dan ini dibuat disesuaikan dengan materi kurikulum K13 dan buku tematik K13 kelas 6 Revisi 2018. Untuk lebuh jelasnya tentang Soal PH Kelas 6 Tema 9 Subtema 3 Tokoh Penjelajah Angkasa Luar bisa dilihat dibawah ini A. Contoh Soal PH Kelas 6 Tema 9 Subtema 3 Tokoh Penjelajah Angkasa LuarSoal PH Tematik K13Kelas 6 Enam Tema 9 Menjelajah Angkasa LuarSubtema 3 Tokoh Penjelajah Angkasa LuarWaktu 90 MenitKerjakan soal-soal berikut!Latihan Soal Subtema 3 Muatan Bahasa Indonesia KD teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-5!Kerang LautSiswa kelas 6 akan mengadakan perpisahan dengan melakukan karya .... Mereka akan berwisata ke pantai Pangandaran. Setibanya di pantai, para siswa yang didampingi guru bermain pasir dan bermain di pinggir pantai. Lani mengumpulkan kerang-kerang yang berada di pantai dan membawanya pulang. Lani berencana untuk membuat hiasan kamar dari kerang-kerang yang ia bawa Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah ... wisata 2. Teks di atas bercerita tentang ... berlibur ke pantai 3. Tulislah tujuan wisata siswa kelas 6 pada cerita di atas ! pinggir pantai 4. Adakah pengalaman pribadi atau orang di sekitarmu yang mirip dengancerita di atas ? Tulislah persamaan dan perbedaannya ! pendapat sendiri 5. Tulislah pengalaman pribadimu yang berkaitan dengan tempat wisata ! pendapat sendiri Latihan Soal Subtema 3 Muatan IPA KD Berikut yang termasuk planet inferior adalah ...a. Venus dan Marsb. Mars dan Jupiterc. Saturnus dan Uranusd. Merkurius dan Venus2. Planet luar terdiri atas ... dan ... saturnus dan neptunus 03. lImuwan yang menemukan teori bahwa Bumi mengelilingi Matahari adalah ... Nicolaus Copernicus4. Perhatikan gambar berikut !a. Apa yang kamu ketahui tentang gambar di atas ?b. Tulislah ciri-ciri benda langit tersebut !5. Apa dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan IPTEK di bidang astronomi? Jelaskan !Jawab Dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan IPTEK di bidang astronomi diantaranya yaitu membantu penemuan-penemuan baru terkait dasar-dasar ilmu fisika, dan tentu saja mendukung pengembangan teleskop yang lebih canggih seperti Hubble SpaceLatihan Soal Subtema 3 Muatan SBdP KD gambar patung berikut untuk menjawab soal nomor 1-5!1. Tema patung pada gambar di atas adalah ... untuk simbol dunia penerbangan Indonesia 2. Bahan untuk membuat patung di atas adalah .... perumggu 3. Jelaskan tentang teknik konstruktif yang kamu ketahui !4. Patung termasuk karya seni tiga dimensi. Mengapa demikian ? karena patung adalah karya seni yang dibatasi tidak hanya dengan sisi panjang dan lebar, tetapi juga dibatasi oleh kedalaman 5. Tulislah lima bahan daur ulang untuk membuat patung !Latihan Soal Subtema 3 Muatan PPKn KD Apa manfaat menerapkan sikap persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat? Jelaskan!2. Tulislah tiga pengaruh positif menjaga persatuan dan kesatuan !3. Tulislah tiga perilaku yang mencerminkan nilai persatuan dan kesatuan di Indonesia !4. Jelaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia !Latihan Soal Subtema 3 Muatan IPS KD Alat transportasi darat pada zaman modern adalah ....a. kapal dan mobilb. delman dan becakc. bus dan kereta apid. truk dan pedati2. Jelaskan perbedaan antara sarana dan prasarana transportasi !3. Tulislah tiga alat transportasi air tradisional dan modern!4. Apa dampak negatif penggunaan transportasi pribadi terhadap lingkungan? Jelaskan!5. Jelaskan dampak positif adanya perkembangan alat transportasi air, darat, dan udara!Kunci Jawaban di bawah sebaiknya direvisi atau di baca baik baik karena sebagian soal ada yang di lakukan Bahasa Indonesia KD Wisata2. Karya wisata3. Mengadakan perpisahan dengan melakukan karya wisata ke pantai Pangandaran4. Siswa diminta untuk menulis persamaan dan perbedaan dari pengalaman pribadi atau orang di sekitar yang mirip dengan cerita di atas5. Siswa diminta utnuk menulis pengalaman pribadi yang berkaitan dengan tempat wisataMuatan IPA KD D. Merkurius dan Venus2. Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus3. Copernicus4. Jawablah!a. Beberapa material yang tidak tergabung dengan Matahari dan planet akan membentuk bongkahan kecil yang melayang jauh dari Matahari, dikenal sebagai kometb. Komet tersusun atas gas, debu, dan es yang membeku, sedangkan, planet tersusun atas material padat berupa batuan dan bola gas yang memadat5. Dengan adanya penemuan alat di bidang astronomi, banyak manfaat yang didapatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya, yaitu membantu meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang astonomi dalam bentuk penemuan-penemuan baru. Selain itu,manusia dapat mengetahui perbedaan waktu dan membuat sistem pengaturan waktu di masing-masing daerah dari pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnyaMuatan SBdP KD Robot2. Kardus3. Teknik membuat patung dengan menysun atau merakit bahan-bahan4. Karena memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi serta dapat diamati dari segala arah5. Botol plastik, kardus bekas, kertas, logam, tutup botol bekas, kulit telurMuatan PPKn KD Dengan menerapkan persatuan dan kesatuan di dalam suatu komunitas atau organisasi tersebut, anggota akan menjadi lebih kuat untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan2. Persatuan dan kesatuan yang diterapkan di dalam suatu komunitas memiliki pengaruh yang sangat besar bagi komunitas itu sendiri atau masyarakat, seperti menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi satu sama lain, menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleran, dan menjalin rasa kekeluargaan serta sikap tolong menolong antarsesama3. Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan nilai persatuan dan kesatuan di negara Indonesia adalah- menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan;- menggunakan dan mencintai produk dalam negeri dibanding produk luar negeri; dan- pelayanan kesehatan yang memadai dan merata di seluruh Bagi bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan memiliki makna dan pengaruh yang sangat luas. Tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi bangsa dan negara. Persatuan dan kesatuan telah membuat bangsa Indonesia mampu merebut kemerdekaan. Keberagaman budaya di Indonesia membuat bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Jika tidak, bangsa Indonesia akan terpecah belah dan akan berdampak buruk bagi kelangsungan IPS KD C. bus dan kereta api2. Sarana transportasi adalah alat yang digunakan untuk mengangkut manusia ataupun barang, antara lain mobil, sepeda motor, kereta api, bus, dan truk. Sedangkan prasarana transportasi adalah alat penunjang kelancaran pengangkutan, seperti jalan raya, jembatan, terminal, dan Sampan, kano, gondola, kayak, getek tradisional. Kapal, boat laut, kapal pesiar modern4. Dampak positifnya adalah masyarakat dapat menghemat waktu untuk berpergian jarak jauh. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk menggunakan jenis transportasi tersebut relatif mahal. Selain itu, tingkat pencemaran udara yang ditimbulkan oleh alat transportasi tersebut juga sangat tinggi, karena sebagian besar masih menggunakan bahan bakar fosil5. Memudahkan untuk berpindah tempat, masyarakat dapat dengan mudah pergi ke tempat-tempat yang jauh, pengiriman dapat dilakukan dengan Juga Soal Tematik Kelas 6 Semester 2Itulah Contoh Soal PAS Kelas 6 Tema 9 Subtema 3 Tokoh Penjelajah Angkasa Luar beserta dengan kuncinya. Mudah mudahan bisa memberikan manfaat
Bagikebanyakan ilmuwan Kristen ini, iman mereka merupakan kekuatan penggerak di balik penemuan-penemuan mereka. Berikut adalah daftar ilmuwan-ilmuwan besar, penemu-penemu dan pendiri-pendiri cabang-cabang ilmu pengetahuan yang paling berpengaruh di dunia, yang seratus persen adalah orang-orang Kristen yang saleh dan beriman, yang percaya pada
JAKARTA - Sejak awal 2010 sampai 2019 banyak penelitian astronomi yang menghasilkan kemajuan luar biasa. Semakin banyak misteri alam semesta yang berhasil diungkapkan para ilmuwan. Berikut tiga penemuan astronomi paling besar dalam satu dekade Teleskop Luar Angkasa Hubble Menangkap Galaksi Terjauh Pada 3 Maret 2016 teleskop luar angkasa Hubble berhasil menangkap gambar galaksi terjauh yang pernah terlihat di alam semesta. Dengan menggunakan Hubble, tim astronom internasional berhasil menangkap GN-Z11 saat galaksi itu baru saja terbentuk."Kami mengambil langkah mundur jauh ke belakang, di luar batas dari apa yang kami harapan dapat Hubble lakukan. Kami melihat GN-Z11 di saat galaksi itu hanya tiga persen dari umurnya saat ini," kata kepala penelitian Pascal Oesch kepada situs sains Futurism. Hubble menangkap GN-Z11 sekitar 13,4 miliar tahun yang lalu. Hanya 400 juta tahun setelah alam semesta tercipta atau Big astronom berusaha fokus untuk mendapatkan galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta. Penemuan ini membuat mereka semakin dekat dengan tujuan Penemuan Tata Surya Yang memiliki Tujuh Planet Serupa BumiPada 22 Februari 2017 ilmuwan yang bekerja dengan teleskop di badan antariksa Eropa European Southern Observatory dan badan antariksa Amerika Serikat AS National Aeronautics and Space Administration NASA mengumumkan penemuan luar biasa. Mereka menemukan tata surya yang semua planetnya serupa dengan ilmuwan itu mengatakan enam dari tujuh planet tata surya yang mereka temukan memiliki kepadatan bebatuan serupa bumi. Tiga planet di antaranya bersisian dengan bintang yang dapat dihuni habitable zone.Habitable zone atau zona layak huni adalah sebuah wilayah di sekitar bintang yang secara teori memungkinkan adanya air. Artinya tiga planet yang mungkin berisi alien mungkin dipenuhi oleh air laut sehingga meningkatkan peluang adanya adanya laut di planet-planet lainnya lebih kecil. Tapi tim penemu mengatakan keberadaan air masih penulis laporan penemuan tersebut Michaël Gillon mencatat tata surya yang ia dan timnya temukan adalah tata surya yang paling banyak memiliki planet serupa bumi. Selain itu juga tata surya yang memiliki jumlah planet yang mendukung adanya air banyak yang pernah lainnya Amaury Triud mengatakan bintang di tata surya adalah 'ultracool dwraf' atau bintang katai amat sangat dingin. Bintang ini di masuk klasifikasi Kelas M. "Energi yang keluar dari bintang katai seperti TRAPPIST-1 lebih lemah dibandingkan matahari. Jika ada air maka planet-planetnya harus sedikit lebih jauh dari orbit dibandingkan yang kami lihat di Tata Surya. Untungnya, tampaknya kami melihat konfigurasi padat sekitar TRAPPIST-1," tulis Triud seperti dilansir tata surya itu sekitar 40 tahun cahaya. Dalam skala kosmik itu hanya di sebelah. Tentu dengan teknologi yang sekarang butuh ratusan juta tahun untuk mencapainya. Tapi penemuan ini mengungkapkan kemungkinan mahluk di luar Foto Pertama Lubang HitamPada 9 April 2019 untuk pertama kalinya lubang hitam berhasil difoto. Para ilmuwan dari seluruh dunia mengumumkan mereka berhasil menangkap gambar lubang hitam dengan Event Horizon berhasil difoto, lubang hitam hanya ada dalam teori. Walaupun lubang hitam memiliki daya tarik yang sangat kuat, tapi ukurannya cukup kecil dibandingkan skala dapat menangkap gambar objek yang sangat jauh. Maka dibutuhkan teleskop raksasa. Para ilmuwan pun membuat satu teleskop super besar yang dinamakan Event Horizon Telescope EHT."Kami mengungkapkan bagian alam semesta yang sebelumnya tak terlihat bagi kami," kata Direktur EHT Shep Doeleman. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Dibidang hukum sejak lebih kurang 200 tahun, negara-negara di dunia menggunakan konsep hukum modern. Sumbangan terbesarnya terhadap sains adalah penemuan hukum gravitasi universal. Dia menambahkan konsep massa pada hubungan antara daya dan percepatan; mengenalkan hukum aksi dan reaksi, dan menge-mukakan tesis bahwa
pixabay/JayMantri Teleskop pertama, siapa penemunya? - Mempelajari bidang astronomi menjadi salah satu hal yang menarik. Bagaimana tidak? Melalui cabang ilmu satu ini kita bisa mengenal bintang, planet, dan benda langit lainnya. Astronomi adalah salah satu cabang ilmu sains yang paling tua. Konon sejak zaman batu, manusia sudah gemar mengamati benda langit. Namun, pada saat itu manusia hanya mengandalkan mata tanpa ada bantuan alat apapun. Baca Juga Ada Banyak Rasi Bintang di Langit, Bagaimana Cara Menemukannya, ya? AkuBacaAkuTahu Karena berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, barulah muncul alat bantu astronomi yang beragam. Salah satu yang paling penting untuk membantu segala kegiatan dalam bidang astronomi adalah teleskop. Teleskop memiliki jenis yang bermacam-macam dengan fungsi yang tentunya juga berbeda. Jika dibandingkan dengan teleskop pertama, teleskop yang ada sekarang sudah jauh lebih canggih. Apakah teman-teman penasaran tentang teleskop pertama yang ditemukan sehingga bisa membantu penelitian bidang astronomi seperti saat ini? Yuk, cari tahu tentang teleskop pertama! Baca Juga Berapa Jumlah dari Perkalian Semua Faktor 12 dan 15? Soal dan Pembahasan Gemar Matematika di TVRI, 8 Mei 2020 Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
April2011 Disini tempatnya Belajar Online, Berbagi Ilmu, Berbagi Pengetahuan dan Berbagi Informasi seputar materi pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, IPS, Tips Trik dan Teknologi
Mahasiswa/Alumni Universitas Pelita Harapan07 Februari 2022 0654Hallo Sessy S, Teleskop merupakan alat yang berfungsi untuk mempermudah dan mempertajam kemampuan pengamatan tentang bentuk-bentuk benda langit maupun fase-fase yang dialaminya dari jarak jauh. Pada mulanya, seorang ilmuwan bernama Galileo menggunakan teleskop untuk mengamati pergerakan benda-benda langit dan menyimpulkan adanya garis orbit benda-benda langit tersebut. Bahkan didapatkan fakta bahwa bumi juga bergerak mengelilingi matahari. Walaupun pada masa itu, penolakan atas penemuan Galileo ini terjadi, namun setelah pembuktian teori tersebut sudah dilakukan akhirnya dunia mengakui bahwa teori Galileo adalah benar. Jadi, membantu penemuan-penemuan baru terkait dasar-dasar ilmu fisika, dan tentu saja mendukung pengembangan teleskop yang lebih canggih seperti Hubble Space. semoga membantu.
Sayajuga tidak terlalu memikirkan apakah atlantis bener ada di Indonesia atau enggak. Tapi org2 seperti anda yg merasa punya sedikit pengetahuan tapi sudah merasa tahu segalanya. Tapi janganlah gegabah, untuk bilang sesuatu gak mungkin. Pada abad 18 ditemukan sebuah peta kuno di turki, pada waktu itu dianggap biasa saja, seperti peta2 kuno
Observatoirum Bosscha, Lembang Foto Dok. zaman dahulu, astronomi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. Ilmu falak itu menjadi cara para leluhur Indonesia menjelajahi lautan, menentukan siklus tumbuh padi, dan membangun kuil-kuil makalah ilmiah yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada 3 Desember 2018, teknologi astronomi modern masuk ke Indonesia pada tahun 1920-an, dimulai dengan pembangunan Observatorium Bosscha di Lembang, makalah yang ditulis oleh sekelompok peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN dan peneliti di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung ITB itu, dijelaskan bahwa teleskop utama Bosscha adalah refraktor ganda Carl Zeiss dengan diameter 60 sentimeter yang dipakai untuk pengamatan visual. Pada tahun 1960-an teleskop Schmidt, teleskop astrofotografi katadioptrik yang dirancang untuk memberikan pandangan luas dengan penyimpangan terbatas, juga aktif beroperasi di Observatorium Bosscha. Teleskop tersebut merupakan donasi dari UNESCO untuk mempelajari struktur Bosscha sendiri telah diresmikan sejak 1928 dan masih beroperasi sampai sekarang. Di observatorium itulah komunitas astronomi modern Indonesia pertama kali Bosscha Foto Wikimedia CommonsSekarang selain Bosscha yang telah menjadi bagian dari ITB, ada juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Negara LAPAN, Departemen Sains Atmosfer dan Keplanetan ITERA Lampung, dan beberapa lembaga lainnya yang juga turut mengembangkan komunitas-komunitas astronomi di jumlah fasilitas astronomi modern di Indonesia masih sangat kurang. Situasi bertambah buruk dengan adanya gangguan polusi cahaya Kota Bandung terhadap proses pengamatan astronomi di Observatorium untungnya, berkat dorongan berbagai pihak, keluarlah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. UU tersebut diikuti dengan Keputusan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2017 yang mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki observatorium itu perlahan-lahan mulai terwujud. Sebuah observatorium terbesar se-Asia Tenggara sedang dalam proses pembangunan di Nusa Tenggara Timur NTT.Teleskop untuk umum Planetarium Jakarta. Foto Zahrina Yustisia Noorputeri/kumparanBernama Observatorium Nasional Timau, observatorium itu merupakan kolaborasi antara para ahli dari berbagai institusi di Indonesia, seperti LAPAN, ITB, serta Universitas Nusa Cendana UNDANA, yang didukung oleh pemerintah provinsi NTT."Nama diambil dari nama lokasinya. Kemudian proyeknya sudah diawali dari akhir 2015. Nah tapi memang proyek dirintis oleh teman-teman astronom di ITB sejak lama," ujar Rhorom Priyatikanto, peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN kepada kumparanSAINS, Selasa 4/12. Rhorom turut menulis makalah yang dipublikasikan di Nature menurut hasil studi Rhorom dan kawan-kawan, pembangunan teleskop luar angkasa modern di Indonesia sebenarnya telah didiskusikan sejak 1984. Namun karena kurangnya dukungan, pembangunan baru bisa terealisasi Observatorium Nasional Timau Foto LAPANNTT menjadi pilihan karena berdasarkan riset-riset meteorologi, provinsi itu merupakan pilihan terbaik bagi lokasi observatorium nasional."Berdasarkan studi yang dilakukan tim dari ITB, secara statistik data selama 15 tahun dari 1996 sampai 2010, daerah NTT atau daerah tenggara Indonesia secara umum itu iklimnya agak terpengaruh oleh benua Australia yang cukup kering," kata Rhorom. "Maka dari itu sekitar 70 persen malam hari dalam satu tahun itu cerah. Kira-kira ada 200-an lebih malam hari.”Rhorom menjelaskan bahwa proses konstruksi observatorium nasional di Timau tersebut direncanakan dimulai tahun ini hingga berakhir kira-kira pada akhir tahun 2019."Kondisi sekarang memang masih banyak kekurangan. Terutama akses menuju lokasi yang luar biasa sulit, jalan masih buruk apalagi dengan cuaca hujan saat ini. Komunikasi, listrik, dan sebagainya pun masih minim," tutur Rhorom."Sehingga nanti diwacanakan observatorium itu bisa beroperasi dengan jumlah SDM seminimal mungkin," imbuh observatorium di Kupang, NTT Foto Dok. LAPANObservatorium Nasional Timau direncanakan akan memiliki teleskop utama Teleskop Ritchey-Chrétien berdiameter 3,8 meter yang mirip dengan teleskop luar angkasa milik Kyoto University, samping itu, observatorium ini juga akan dilengkapi dengan teleskop 1,2 meter, dua teleskop survei 50 sentimeter kembar, dan sebuah teleskop 30 sentimeter untuk pengamatan Matahari. Lebih dari itu, nantinya juga akan ada beberapa teleskop yang dilengkapi dengan robot yang bisa membantu para peneliti melakukan pengamatan tanpa perlu pergi ke lokasi observatorium.
Seiringperkembangan teknologi, perkembangan mawaris yang memuat aturan-aturan syari’ah Islam dapat dipadukan dengan IPTEK. Keterpaduan ini berfungsi untuk mempermudah perhitungan mawaris. Dan di sini kami menggunakan software at-tashil buatan programmer Ahmad Ruswandi (email: kaisansoft@gmail.com) dan dikembangkan oleh
Artikel Info Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Abstrak Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Figures - uploaded by Irvan IrvanAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Irvan IrvanContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Mengenal Jenis-Jenis Teleskop dan Penggunaannya Irvan1*, Leo Hermawan2 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara1* Observatorium Ilmu Falak2 *1email irvan 2email leohermawan40 Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope 15 Januari 2019 Revised 13 Februari 2019 Accepted 24 April 2019 Published 02 Juni 2019 Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Kata Kunci Astronomi, Teleskop Optik, Teleskop Radio Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 A. Pendahuluan Teleskop adalah instrumen paling penting yang dibutuhkan dalam astronomi, dikarena teleskop adalah alat satu-satunya yang bisa digunakan dalam mengamati benda-benda langit yang jauh tersebut. Pada perkembangan zaman sekarang ini teleskop dibedakan dengan dua bentuk yaitu teleskop optik atau teleskop yang mengunakan lensa atau pun cermin dan teleskop radio. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang teleskop dan jenis-jenis teleskop yang sering kita jumpai pada saat ini. B. Pembahasan 1. Teleskop Optik Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti bintang bintang di langit agar tampak lebih dekat dan jelas. Teleskop merupakan instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari bentuk yang diamati, dan teleskop merupakan instrument paling penting dalam pengamatan astronomi. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Teleskop memiliki tiga fungsi utama yaitu 1 Untuk mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin dari sebuah objek 2 Untuk memfokuskan cahaya sehingga tercipta gambar yang tajam 3 Untuk memperbesar gambar Pembesaran merupakan fungsi yang umum dari teleskop. Ini adalah perbandingan dari dua objek umum astronomi yang berbeda. Yang satu tampak terlihat dengan mata telanjang, sedangkan yang lain diperbesar. Sifat terpenting teleskop adalah kekuatan pengumpulan cahaya teleskop. Semakin besar celah bukaan di bagian atas tabung teleskop, semakin banyak pula cahaya yang terkumpul. Untuk memahaminya, bayangkan teleskop adalah “ember cahaya.” Jika anda ingin mengumpulkan hujan sebanyak mungkin dalam waktu singkat, anda pergi keluar selama badai dengan membawa ember dengan mulut yang lebar, karena mulut yang lebar dapat Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban Islam di Bidang Astronomi, 2016, h. 312. Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 menampung air lebih banyak daripada dengan gelas. Begitu pula cara kerja teleskop. Misalkan foton diibaratkan “hujan” yang turun ke Bumi, teleskop dengan celah yang lebih besar akan mengumpulkan lebih bayak foton daripada teleskop yang celahnya kecil. Itulah mengapa daya pengumpulan cahaya berdasarkan berapa banyak cahaya yang tampak dari sebuah objek atau sebaliknya, seberapa redup cahayanya sampai nyaris tidak terdeteksi dari sebuah teleskop ditentukan dari luas bukaan yang ada di bagian depan tabung. Karena itu, para astronom selalu membangun teleskop yang lebih besar sejak pertama kali ditemukannya teleskop yaitu 4 abad yang teleskop diawali dengan ditemukannya lensa oleh ilmuwan Islam yaitu Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam w. 1041 M. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Hans Lippershey yang merupakan seorang pembuat kacamata yang berasal dari Middleburg, Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 88-89 Lihat Arwin juli Rakhmadi Butar Butar, bukunya yang berjudul Astronomi Muslim Sepanjang Sejarah Peradaban Islam Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan, Yogyakarta Suara Muhammadiyah, 2019. Belanda. Pada tanggal 2 Oktober 1608 menciptakan alat pertama yang disebut sebagai teleskop. Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk memperbesar benda-benda yang diamati hingga lima kali lipat. Setahun kemudian pada tahun 1609, Galileo Galilei menciptkan teleskop pertama yang digunakan dalam astronomi yang dapat memperbesar hingga 20 kali lipat, sehingga pada tahun 1610 ia membenarkan teori “alam semesta berpusat pada matahari” Pada tahun 1668, Isaac Newton menciptakan teleskop baru yaitu teleskop yang menggunakan cermin sebagai lensa. Sehingga penemuan ini merupakan titik balik dalam sejarah ilmu sains. Kemudian pada pertengahan abad ke 17, Havelius, seorang astronom yang berasal dari jerman membuat teleskop berlensa yang kerangkanya diciptakan dari kayu setinggi 46 meter. Selanjutnya Huygens yang merupakan seorgan astronom dari Belanda menggunakan teleskop dengan lensa yang berbeda, teleskopnya juga tidak menggunakan tabung dan hanya terdiri dari dua buah lensa. Pada tahun 1897, di Teluk Williams, Amerika Serikat, dibuatlah Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sebuat teleskop Yerkes dengan diameter 101 cm, sehingga menjadi teleskop berlensa terbesar di dunia pada saat itu. Hingga sekarang, yang menjadi teleskop terbesar adalah teleskop Keck yang di buat di puncak gunung berapi Mauna Kea di Hawaii, Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk meilihat suatu area delapan kali lebih luas dibandingkan teleskop Bagian- bagian Teleskop Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya. Teleskop mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan objek disebut dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata tempat pengamat mengintip disebut dengan suatu lensa okuler. Pada teleskop bumi ini juga terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk membalikkan sebuah bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk bisa tegak seperti arah benda semula. Adapun bagian-bagian umum dari teleskop adalah sebagai berikut. Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 94-95 Ibid, h. 96 1 Tabung teleskop, ialah sebuah tempat lensa utama Finderscope, adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi findercsope dapat diubah-ubah tergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan Ibid, h. 97 Ibid, h. 97-98 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 agar eyepiece tidak jatuh selama Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. 5 Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak utama pada sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang, tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang pengamat berada, pemberat sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan, Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem Jenis-Jenis Teleskop Umumnya, teleskop terbagi menjadi tiga jenis, yaitu 1 Teleskop refraktor Teleskop repraktor merupakan teleskop bias yang terdiri dari beberapa Ibid, h. 98 Ibid, h. 99 Ibid, h. 102 kaca lensa sebagai alat yang digunakan untuk menangkap cahaya dan menjalankan fungsi teleskop. Teleskop bias terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk kedalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena ituu, teropong ini disebut teleskop jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Galileo Galilei tahun 1609 dengan ukuran yang kecil dan pembesaran yang kecil pula, hanya berkisaran antara 3 hingga 30 kali. Pada zaman sekarang teleskop refraktor itu sudah bisa dibuat dengan ukuran yang lebih teliti, pembesaran lbih besar dan ukurannya pun bisa jauh lebih besar. Sebagai contoh, teleskop refraktor Zeiss di Observatorium Bosscha yang mempunyai lensa obyektif berdiameter 600 Teleskop reflektor Teleskop reflektor merupakan teleskop yang menggunakan cermin sebagai pengganti terhadap lensa untuk menangkap cahaya dan memantulkannya. Teleskop reflektor Ibid, h. 111-112 Chatief Kunjaya, Suplemen Astrofisika Untk SMA, 2014, h. 56 Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 106 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sangat tepat digunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencuster dan komet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik dari pada teleskop refraktor sehingga objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan Teleskop catadioptrik Merupakan teleskop yang mempunyai sistem kerja yang tidak jauh beda dengan dua jenis teleskop diatas. Karena teleskop ini merupakan penggabungan dari teleskop refraktor dan reflektor, yang menggunakan dua media untuk pengumpulan cahayanya, yaitu cermin dan Cara Kerja Teleskop Cara kerja teleskop prinsipnya hanyalah mengumpulkan cahaya, apakah itu menggunakan lensa yaitu pada teleskop refraktor dan menggunakan cermin pada teleskop reflektor. Teleskop reflektor menggunakan cermin cekung, yang akan merefleksikan cahaya dan tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Ibid, h. 114 bayangan gambar yang diarahkan oleh teropong, cermin cekung ini akan menambah jangkauan sehingga dapat melihat benda yang jauh. Teleskop reflektor memiliki kelemahan yang terkadang dapat menimbulkan bayangan yang tampak menjadi tidak fokus. Lensa utama akan mengumpulkan bayangan benda dan juga cahaya yang datang, kemudian disampaikan ke retina mata melalui media rekfraksi. Media refraksimata ada lima, yaitu cahaya dan bayangan yang masuk akan sampai terlebih dahulu ke kornea lapisan terluar mata, kemudian ke humor aquos, pupil, vitreus body, dan terakhir ke retina. Setelah sampain di retina bayangan tersebut dikirimkan melalui saraf penglihatan ke otak. Barulah seseorang dapat menginterpretasikan gambar tersebut. 5. Prinsip Kerja Teleskop Teleskop teropong digunakan untuk melihat benda-benda besar yang letaknya jauh. Fungsi teleskop untuk Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 membawa bayangan benda yang terbentuk lebih dekat sehingga tampak benda lebih besar. Pada tahun 1608, Hans Lippershey ilmuwan Belanda berhasil membuat teleskop. Pada tahum 1611, seorang ilmuwan Italy, Galileo berhasil membuat teropong dengan perbesaran sampai dengan 30 kali. Galileo adalah orang pertama yang menggunakan teleskop untuk mengamati benda-benda langit. Dia berhasil mengamati adanya pegunungan di Bulan dan bulan-bulan yang mengitari planet Yupiter. Teleskop ini lebih sering digunakan untuk mengamati benda-benda langit sehingga sering disebut teleskop astronomis. Gambar diagram sketsa teleskop astronomis Tipler, 1991 Teleskop ini terdiri atas dua lensa positif. Lensa positif yang dekat dengan benda disebut lensa objektif, yang berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda sejati dan terbalik. Lensa yang dekat dengan mata disebut lensa mata atau lensa okuler yang berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Letak benda sangat jauh sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada pada titik fokus lensa tersebut, dan jarak bayangan sama dengan panjang fokus lensa teropong bintang, pasti ada yang namanya perbesaran lensa. Hal itu bisa kita dapatkan dengan M = Perbesaran teropong bintang α = Sudut pengamat ke bintang tanpa teropong o Β = Sudut pengamat ke bintang dengan teropong o Persamaan ini bisa kita sederhanakan menjadi; h = tinggi objek m Karena S’ob = fob, maka; Ibid, h. 127-130 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Lalu, bagaimana cara untuk mencari panjang teleskop? Bisa kita temukan dengan menggunakan rumus berikut Karena S’ob = fob, maka hal ini juga berarti d = panjang teropong bintang m S’ob = Jarak bayangan ke lensa objektif Sok = Jarak benda ke lensa okuler Dalam pengembangan selanjutnya, para ilmuwan berhasil mengganti lensa objektif suatu teleskop dengan sebuah cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya. Teleskop ini disebut teleskop pantul. Teleskop pantul terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar kecil dan satu lensa cembung untuk mengamati benda, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar diagram sinar teleskop pantul untuk pengamatan benda langit Contoh perbesaran teleskop Jika kita mempunyai teleskop dengan panjang lensa obyektif nya adalah 1200 mm dan panjang fokus untuk okuler adalah 12 mm maka perbesaran yang terdapat pada teleskop adalah Dik fo = 1200 mm = 120 cm fe Sok= 12 mm = cm dit M...? Jawab M = 120 cm / cm = 100 kali pembesaran Jadi pembesaran pada teleskop tersebut adalah 100 kali pembesaran 6. Teleskop optik terkenal 1 Hubble Space Telescope mengorbit di luar atmosfer bumi untuk dapat mengizinkan Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pengamatan yang tidak terganggu oleh refraksi, dengan itu dia dapat difraksi terbatas dan digunakan untuk meliputi ultraungu UV dan inframerah. 2 Very Large Telescope VLT, pada 2002, merupakan pemegang rekor dalam ukuran, dengan empat teleskop berukuran masing-masing 8 meter. Keempat teleskop, milik ESO dan terletak di gurun Atacama di Chili, dapat beroperasi bersama atau individual. 3 Overwhelmingly Large Telescope atau OWL yang direncanakan akan memiliki aperture 100 meter dalam diameter. 4 Hale telescope 200 inch m di Gunung Palomar adalah sebuah teleskop riset konvensional yang merupakan terbesar untuk beberapa tahun dulunya. Dia memiliki cermin borosilikat Pyrex™ yang terkenal amat sulit dibuat. 5 Hooker Telescope 100 inch m di Observatorium Gunung Wilson digunakan oleh Edwin Hubble untuk menemukan galaksi dan redshift. Cerminnya terbuat dari gelas hijau oleh Saint-Gobain. Sekarang merupakan sebagian dari apertur sintetis bersamaan dengan beberapa teleskop Gunung Wilson lainnya, dan masih berguna untuk riset tingkat tinggi. 6 Teleskop Yerkes m di Wisconsin adalah refraktor terarah terbesar yang digunakan. 7 Refraktor Nice m di Prancis yang beroperasi pada 1888 merupakan teleskop terbesar pada masa itu. Ini merupakan terakhir kalinya teleskop berguna terhebat di dunia yang terletak di Eropa. Dia dikalahkan satu tahun kemudian oleh refraktor 0,91m di Obersvatorium Teleskop Radio Teleskop radio adalah bentuk antena radio directional yang digunakan dalam radio astronomi. Jenis antena yang digunakan sama seperti dalam tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pelacakan dan pengumpulan data dari satelit dan pesawat antariksa. Dalam peran astronomi, teleskop radio berbeda dari teleskop optik, teleskop radio beroperasi dibagian frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Teleskop radio biasanya berbentuk antena parabola besar "piring" digunakan secara tunggal atau dalam array. Observatorium radio biasanya terletak jauh dari pusat-pusat pemukiman penduduk untuk menghindari interferensi elektromagnetik EMI dari radio, TV, radar, dan perangkat memancarkan EMI lainnya. Hal ini mirip dengan locating teleskop optik untuk menghindari polusi cahaya, dengan perbedaan adalah bahwa observatorium radio sering ditempatkan dalam lembah untuk lebih melindungi mereka dari radio dimulai pada tahun 1931 ketika Karl Jansky dari Bell Telephone laborary menemukan gangguan radio yang tak jelas sumbernya pada percobaab denga antene untuk hubungan radio tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 gelombang pendek. Pada mulanya ia menduga gangguan ini berasal dari matahari, tetapi kemudian Jansky mendapatkan bahwa gangguan itu berasal dari arah tetap di langit yaitu dari arah rasi Sagitarius. Maka Jansky pun yakin bahwa ia menangkap gelombang radio kosmik dari pusat galaksi kita. Walaupun penemu pertama kali adalah Jansky tetapi orang yang merancang dan membuat teleskop radio yang pertama kali adalah Grote Reber pada pertengahan tahun 1930-an. Setelah perang dunia kedua, astronomi radio berkembang dengan radio merupakan suatu alat yang digunakan untuk menangkap sinyal radio yang dipancarkan dari benda-benda langit. Perbedaan mendasar dari teleskop radio dan teleskop optik pada umumnya yang biasa kita lihat adalah pada sinyal yang ditangkap. jika teleskop optik menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa cahaya maka teleskop radio menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa sinyal radio. Winardi Sutantyo, Astrofisika Mengenal Bintang. 1984, h. 32-33 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Dari perbedaan sinyal yang ditangkap, maka bentuk alat yang digunakan untuk menangkap sinyal itu juga berbeda. yang pertama yaitu teleskop optik. teleskop ini menggunakan lensa atau cermin sebagai komponen utamanya untuk mengumpulkan cahaya. cahaya yang terkumpul ini kemudian diteruskan ke detektor optik yang berupa mata manusia atau kamera. dari detektor ini akan tampak berupa gambar dua dimensi dari objek yang kita lihat. Sedangkan untuk teleskop radio, alat utama untuk mengumpulkan sinyal radio adalah parabola. dari parabola ini kemudian sinyal radio diarahkan ke antena kecil sebagai detektornya. Benda yang bisa diamati dengan teleskop radio juga berbeda dengan benda yang bisa diamati dengan teleskop optik. tidak semua benda yang bisa diamati dengan teleskop radio bisa diamatai dengan teleskop optik, begitu juga sebaliknya. Teleskop radio yang digunakan untuk pengamatan pada panjang gelombang radio adalah teleskop pantul, dimana cermin utamanya dibuat berbentuk parabola. Cahaya yang datang ke teleskop akan dipantulkan ke sebuah titik fokus. Di titik fokus tersebut terdapat sebuah antena yang berfungsi untuk mengubah gelombang radio menjadi arus listrik yang kemudian diperkuat dan dikirim ke pemroses data untuk dianalisis. Kelebihan dari teleskop radio adalah tidak terpengaruh oleh turbulensi atmosfer, dapat digunakan pada saat siang hari dan langit mendung. Hal ini dikarenakan gelombang radio dapat menembus awan. Namun kelemahan dari teleskop ini adalah adanya gangguan dari stasiun - stasiun pemancar gelombang radio komersial atau amatir. Teleskop radio bekerja dalam gelombang yang lebih panjang daripada gelombang optik. Hal ini menyebabkan daya pisah yang dimiliki teleskop radio sangat rendah. Jika dengan menggunakan teleskop optik kita dapat menentukan sumber pancaran di langit dengan cukup akurat, teleskop radio hanya dapat menentukan daerah tempat sumber pancaran tersebut berada. Gelombang radio yang memiliki panjang gelombang 20 cm, memiliki panjang gelombang kali lebih panjang dibandingkan panjang gelombang optik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan daya pisah yang setara Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 dengan teleskop optik, teleskop radio harus memiliki diameter kali lebih besar. Untuk memisahkan jarak di langit sebesar 1 detik busur dalam panjang gelombang radio 20 cm, maka harus digunakan teleskop radio yang berdiameter 40 km. Masalah daya pisah ini kemudian dipecahkan dengan suatu teknik yang dikenal dengan teknik adalah teknik superimposisi menempatkan satu citra di atas citra lain gelombang biasanya elektromagnetik untuk mendapatkan informasi mengenai gelombang tersebut. Interferometri merupakan teknik investigasi yang penting dalam bidang astronomi, serat optik, metrologi teknik, metrologi optik, oseanografi, seismologi, kimia, mekanika kuantum, fisika nuklir, fisika partikel, fisika plasma, penginderaan jauh, interaksi biomolekular, pemrofilan permukaan, mikrofluidika, pengukuran tekanan mekanik, dan velosimetri. Interferometer seringkali digunakan dalam bidang sains dan industri untuk mengukur perpindahan kecil, perubahan indeks reefraktif, iregularitas tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 permukaan, dan semacamnya. Sementara itu, cara kerja interferometer astronomis adalah dengan menggabungkan sinyal dari dua atau lebih umumnya, sebuah teleskop radio memiliki komponen-komponen berikut ini 1 Antena Antena berfungsi untuk mengumpulkan sinyal radio, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Umumnya antena yang digunakan pada teleskop radio berbentuk dipol atau parabola. Pemilihan jenis antena didasarkan pada panjang gelombang atau frekuensi yang ingin diamati. 2 Amplifier Umumnya antena sebuah teleskop radio ditempatkan agak jauh dari work station di mana receiver berada. Sinyal dari antena ditransmisikan ke receiver menggunakan kabel coaxial atau waveguide. Pada saluran transmisi ini terjadi pengurangan daya sinyal yang disebabkan oleh hambatan resistance saluran transmisi itu sendiri. Dan mengingat daya yang diterima antena dari objek-objek astronomi amat kecil, tentang Interferometri, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 maka amat penting untuk menguatkan sinyal yang akan ditransmisikan, agar dapat dideteksi oleh receiver. Oleh karena itu, umumnya setelah antena ditempatkan sebuah amplifier, yang disebut pre-amplifier atau pre-amp. Menempatkan amplifier tambahan pada receiver juga umum dilakukan, untuk memperjelas sinyal yang sampai di receiver, sebelum diproses lebih lanjut. 3 Band-pass Filter Gelombang radio bukanlah ranah milik dunia astronomi saja, melainkan juga digunakan dalam sistem komunikasi. Dunia astronomi harus berkompromi dengan kepentingan publik dalam memanfaatkan gelombang radio, setidaknya hingga frekuensi belasan gigahertz. Oleh karena itu, daerah frekuensi pengamatan pada astronomi radio haruslah dipilih dengan baik agar sinyal yang ingin diamati tidak diinterferensi oleh sinyal komunikasi, kecuali jika lokasi pengamatan berada sangat jauh dari peradaban, dan daerah frekuensi pengamatan berada di luar rentang frekuensi komunikasi satelit. International Telecommunication Union ITU telah menetapkan rentang-rentang bandwidth frekuensi yang dijamin untuk kepentingan dunia astronomi. Dan rentang-rentang ini bukanlah rentang yang lebar. Sehingga bandwidth frekuensi pada pengamatan astronomi radio haruslah dibatasi agar tidak diinterferensi. Disinilah terletak pentingnya komponen band-pass filter, yaitu untuk membatasi bandwidth frekuensi yang diamati. Disisi lain, bandwidth yang sangat sempit akan berimbas pada lemahnya intensitas sinyal yang dideteksi lihat kembali satuan intensitas di atas. Selain itu membuat filter untuk bandwidth yang amat sempit sangat sulit, apalagi jika filter tersebut dirancang berdasarkan ketersediaan komponen dasar misalnya resistor, kapasitor, transistor, dll yang dijual di pasaran. Oleh karena itu, umumnya filter dibuat cukup lebar, tetapi masih berada di luar daerah frekuensi yang digunakan untuk sistem komunikasi. Walaupun begitu, filter dengan bandwidth yang sangat kecil tetap ada kegunaannya, yaitu untuk melakukan pengamatan spektrum radio spektroskopi. Teleskop radio yang digunakan untuk keperluan ini disebut Radio Spectograph. Tentunya Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 bandwidth yang amat sempit harus dikompensasi oleh komponen lainnya, misalnya amplifier yang memiliki noise yang sangat kecil sehingga amplifikasi yang besar tidak disertai dengan noise yang juga besar, dan detector yang sangat sensitif. 4 Mixer Pengamatan dalam astronomi radio dapat dilakukan pada frekuensi sekitar 10 MHz hingga beberapa ratus GHz. Sinyal dengan frekuensi yang amat tinggi tersebut sulit untuk dianalisis. Oleh karena itu, biasanya sinyal yang diterima diubah frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah mix-down dengan menggunakan mixer. Perubahan frekuensi tersebut tidak mengubah parameter-parameter sinyal lainnya sehingga tetap merepresentasikan kondisi sesungguhnya. 5 Detector Di dalam receiver, sinyal biasanya direpresentasikan dalam bentuk tegangan voltage. Namun yang sebenarnya ingin diukur oleh astronom adalah intensitas daya atau rapat daya. Oleh karena itu, pada teleskop radio detector yang biasa digunakan adalah jenis Square Law Detector, karena dapat secara langsung memberikan gambaran mengenai daya atau rapat daya sinyal berdasarkan tegangan yang dibaca pada detector tersebut. Keuntungan lain menggunakan detector jenis ini adalah bahwa detector jenis ini bekerja dengan baik justru untuk mendeteksi sinyal yang kecil, sekitar -20 hingga -60 dBm. Sehingga amplifikasi sinyal pada amplifier tidak harus sangat besar. Contoh detector jenis ini adalah dioda Schottky. Komponen lain yang juga umum ditemui pada sebuah teleskop radio adalah Integrator, yaitu komponen yang berfungsi mengakumulasi sinyal yang direkam dalam suatu interval waktu. Komponen ini amat berguna dalam pengamatan untuk mendeteksi objek-objek yang sangat redup pada panjang gelombang radio. Data hasil pengamatan tentu perlu disimpan. Saat ini umumnya komputer digunakan sebagai recorder, karena memudahkan proses analisis data. Namun pita magnetik juga masih digunakan, terutama dikalangan astronom-astronom amatir. Umumnya pita magnetik digunakan untuk merekam data Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 variabilitas intensitas sinyal radio dari sebuah objek Kesimpulan Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop optik terbagi menjadi tiga jenis yaitu teleskop refraktor, teleskop reflektor, dan teleskop katadioprik. Teleskop radio adalah teleskop yang mengunakan antena sebagai penangkap frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Daftar Pustaka Adriana Wisni Ariasti, Fajar Dirghantara dan Hakim Luthfi Malasan. 1995. Perjalanan Mengenal Astronomi. Bandung ITB tentang Astronomi Radio, diakses 18 April 2019 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2016. Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban di Bidang Astronomi. Purwokerto UM Purwokerto Press. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2019. Astronomi Muslim Sepajang Sejarah Peradaban Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan. Yogyakarta Suara Muhammadiyah. Chatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ PT. Trisula Adisakti. Hariyadi Putraga. 2016. Astronomi Dasar. Medan Prima Utama Robin Kerrod. 2005. Astronomi. Erlangga Tim OIF UMSU. 2016. Ensiklopedia OIF UMSU Profil, Karya, Aktifitas & Deskripsi Instrumen-Instrumen Astronomi. Medan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Wikipedia. org. tentang Astronomi Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Optik. diakses pada 18 april 2019. tentang Interferometri. diakses pada 18 april 2019. ... 2 Focusing light to create a sharp image. 3 To enlarge the image Irvan & Hermawan, 2019. ...... So, it is expected that this experiment can invite teachers and fellow educators to be able to maximize the facilities that are already available. [3] In addition, the use of telescopes for learning media is expected to improve the understanding and motivation of learners' learning, considering that there are still often misconceptions in optic materials, especially in sub-chapter of microscope and telescope materials. According to Munawaroh et al., 2016 in sub-chapter of microscope and telescope material occurs as large as of students experience misconceptions. ...Devi Eka Wardani MeganingtyasVina SerevinaAngestu HeriyosoMuhammad RijaluddinA study on the use of telescopes has been conducted on high school students. The purpose of this experiment is to find out how much influence the use of a telescope has on student’s understanding and learning motivation. In this experiment, the common ground or terrestrial telescopes were used. The experiment used the Class Action Research PTK method. The results of this experiment were considered satisfactory because they succeeded in increasing student’s understanding and motivation to KunjayaChatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisenceWinardi SutantyoWinardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence 89
o6TjtYv. 9wdt9exun1.pages.dev/329wdt9exun1.pages.dev/4789wdt9exun1.pages.dev/4279wdt9exun1.pages.dev/4469wdt9exun1.pages.dev/269wdt9exun1.pages.dev/4559wdt9exun1.pages.dev/629wdt9exun1.pages.dev/227
apa dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan iptek di bidang astronomi